Ekowisata di Indonesia: 10 Destinasi untuk Kamu yang Cinta Lingkungan

Karhutla dan Cara Melawannya: Bebaskan Lahan Gambut dan Hutan Indonesia


Jika ditanya tentang satu hal yang bikin bangga dari Indonesia, apa jawabanmu? Aku sendiri akan menjawab hutan dan kekayaan alam. Lanskap, sumber daya, dan kekayaan alam Indonesia memang nggak ada duanya. Negara kita memiliki 125 juta hektar kawasan hutan. Beragam satwa liar, mulai dari reptil hingga primata besar, hidup di dalam rimbunnya hutan. Tidak sedikit yang merupakan spesies endemik atau spesies yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, hutan dan kekayaan alam Indonesia memang pantas bikin bangga. 


Selain wilayah hutan yang luas dan beragam, Indonesia juga menjadi rumah bagi kawasan gambut terluas kedua sedunia. Sebesar 13,43 juta hektar lahan gambut tersebar di Nusantara. Lahan gambut merupakan jenis lahan basah yang terbentuk dari kumpulan materi organik, mulai dari sisa-sisa tumbuhan hingga jasad hewan yang terkubur dalam tanah. Kayanya lahan gambut akan materi organik membuatnya memiliki kemampuan untuk mengikat karbon dalam tanah, bahkan 44% dari cadangan karbon dunia disimpannya. Hal tersebut membuat lahan gambut menjadi agen penting bagi perubahan iklim. 


Sayangnya, hutan dan lahan gambut Indonesia menghadapi ancaman besar. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, sebanyak 2,6 juta hektar hutan dan lahan gambut habis dilahap oleh api pada tahun 2015. Sedihnya, jumlah tersebut terus bertambah akibat berbagai faktor, mulai dari perubahan iklim hingga ulah manusia yang sengaja membakar hutan. 


Karhutla jelas jadi kabar buruk untuk hutan Indonesia. Nah, apakah hutan dan lahan gambut kita bisa benar-benar bebas dari kebakaran?

Karhutla: Definisi, Contoh, dan Dampak

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah kebakaran yang terjadi di kawasan hutan, lahan gambut, atau lahan lainnya. Kebakaran ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Karhutla di Indonesia umumnya terjadi karena kemarau panjang atau ulah manusia. Gesekan antara daun, ranting, atau dahan pohon kering saat musim kemarau dapat memicu terbentuknya api. Tetapi, timbulnya Karhutla karena tindakan manusia lebih sering terjadi. 


Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dapat diakibatkan oleh tindakan manusia yang sengaja maupun tidak sengaja. Pembakaran hutan secara sengaja biasa dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti pengalihan lahan untuk perkebunan, pemukiman, ataupun lokasi perusahaan. Pembakaran hutan secara tidak sengaja dipicu oleh hal sekecil membuang puntung rokok atau pemicu api lainnya ke hutan. Contoh lain adalah memainkan flare, kembang api, atau benda mudah terbakar lainnya di hutan. Bayangkan - tindakan yang sepertinya kecil dan tidak signifikan dapat menyebabkan bahaya yang besar! 


Selain bikin hutan dan lahan jadi habis, karhutla memiliki segudang dampak negatif lainnya. Inilah dampak negatif dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang perlu kita tahu. 

  1. Menimbulkan polusi udara 

Kabut asap yang pekat dan hitam menyertai datangnya Karhutla. Selain mengganggu pandangan, asap tersebut mengandung berbagai zat berbahaya. Asap dari Karhutla mengandung karbon monoksida (CO) yang dapat mengganggu pernapasan manusia dan membuat sesak. Selain itu, asap tersebut memiliki kadar sulfur oksida yang tinggi. Sulfur oksida merupakan zat beracun yang dapat merusak paru-paru. 

  1. Hilangnya habitat flora dan fauna 

Karhutla berarti hilangnya kawasan hutan dan lahan gambut akibat kebakaran. Otomatis, hewan dan tumbuhan yang tinggal di hutan ikut kehilangan tempat tinggal bahkan kehilangan nyawa. Hal ini jadi ancaman berbahaya untuk biodiversitas Indonesia. Jika kebakaran hutan terjadi di wilayah hutan yang kaya akan spesies endemik, hal tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah spesies dalam hutan. Beberapa spesies yang sering menjadi korban kebakaran hutan adalah orangutan, monyet ekor panjang, hingga macan kumbang. 

  1. Menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Sejumlah penelitian di bidang kesehatan menunjukkan tingginya angka penderita ISPA di daerah rentan Karhutla, seperti Kalimantan Selatan, Jambi, dan Riau. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh bakteri atau virus. Namun, paparan zat berbahaya dari asap Karhutla dapat menyebabkan menurunnya imun tubuh dan fungsi paru-paru yang berujung pada ISPA. Oleh karena itu, penting sekali untuk memakai masker pelindung dan mengonsumsi banyak cairan jika tinggal di daerah terpapar Karhutla. 

  1. Terganggunya aktivitas sehari-hari 

Asap yang membumbung tinggi dan api yang menjalar membuat aktivitas sehari-hari jadi terganggu. Karhutla menyebabkan terganggunya jadwal penerbangan di bandara. Pesawat tidak dapat terbang di tengah tebalnya kabut asap. Selain itu, akumulasi kabut asap yang terbawa ke kota dapat menyebabkan terbatasnya jarak pandang. Jumlah kabut asap yang tidak sehat pun dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bersekolah atau bekerja. 

  1. Terjadinya kerugian ekonomi

Di tahun 2023, kerugian total Indonesia akibat kebakaran hutan ditaksir mencapai USD 9 miliar. Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada dana yang dikeluarkan untuk strategi pencegahan Karhutla. 


Komentar